Image Source :theatlantic.com
"gue takut kak kalo ngomong di depan umum"
"aduh saya orangnya grogi-an"
"saya pemalu, Bu"
"maaf, saya gak bisa Pak. Saya orangnya introvert soalnya"
"Lo sih gampang kalo ngomong di depan umum, kan lo tipe sanguinis, kalau gue susah bro"
Diatas merupakan banyak jawaban orang takut untuk berbicara di depan umum. Berbicara di depan umum nampaknya menjadi momok bagi beberapa orang. Apabila ditelisik lebih dalam, kebanyakan memiliki alasan yang berkedok pada persepsi ketidakcocokan kepribadian mereka dengan public speaking. Public speaking dikaitkan dengan persona orang yang supel, sang sanguinis yang memang pada dasarnya merupakan tipe yang suka berbicara baik di kehidupan sehari-hari maupun saat mendapat kesempatan untuk berbicara di depan umum. Apakah memang seperti itu? Bisa iya dan bisa tidak. Public speaking bukan hanya kemampuan berbicara tapi juga merupakan kemampuan menyampaikan materi/pesan ke lawan bicara atau audiens. Orang dengan tipe sanguinis pun harus tetap mempelajari dasar-dasar public speaking agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh audiens dengan baik.
Saat berbicara di depan umum (public speaking) , umumnya ada dua indra yang sangat dominan digunakan audiens yaitu indra penglihatan dan pendengaran sehingga teknik dasar public speaking berpusat pada dua hal tersebut. Visual dan audio. Visual meliputi tampilan pembicara, gerak tubuh dan mimik wajah pembicara. Sedangkan audio merupakan suara yang didengar oleh audiens. Bila dijabarkan lebih lanjut, teknik dasar public speaking meliputi tiga hal yaitu (1) Verbal (2) Vokal dan (3) Visual. Selain ketiga teknik dasar tersebut diperlukan satu faktor lain yang merupakan faktor utama untuk membuat ketiga teknik baik verbal, vocal dan visual bisa berjalan dengan baik yaitu Percaya Diri dan Mindset. Verbal, vokal, visual, percaya diri dan mindset akan dibahas dalam tulisan ini.
(1) Verbal
a. Menyesuaikan dengan Format Acara
Pahami situasi atau konsep acara apakah formal, semi formal atau informal. Hal ini mempengaruhi cara berbicara seorang pembicara. Umumnya acara formal menggunakan bahasa Indonesia yang baku dengan lebih sedikit kata karena menggunakan kalimat efektif. Acara semi formal bisa menggunakan bahasa yang lebih santai. Sedangkan acara informal, menggunakan bahasa yang santai. Penggunaan bahasa baku pada acara semi formal dan informal akan membuat acara terlihat lebih kaku.
b. Pendalaman Materi
Public speaker harus mencintai materi yanga akan dibawakanya. Sebaiknya, materi dipersiapkan oleh public speaker itu sendiri sehingga ada hati yang ditularkan ke audiens. Public speaker juga harus hafal betul dengan urutan presentasi tiap slide nya. Tidak perlu hafal keseluruhan per kata dan tidak sebaiknya dihindari membaca tulisan presentasi persis seperti yang ditunjukkan pada slide.
c. Pembawaan Materi
Pada umumnya materi terdiri dari pembukaan, isi dan penutupan. Perlu diperhatikan agar public sepaker hanya fokus pada isi namun pembukaannya dimulai dengan tidak semangat, atau pembukaan dimulai dengan semangat namun dalam penyampaian isi maupun penutupan kurang semangat lemes. Pada umumnya opening merupakan langkah untuk "mengakses audiens", isi/body merupakan penyampaian sesuatu setelah akses dibuka dan pentupan/closing merupakan penyampaian simpulan yang mudah diingat.
i. Opening
Opening merupakan tahap krusial karena ditahap ini pembicara harus grab attention dari audiens. Yang harus dilakukan dalam opening adalah.
Pre-opening
Jangan terburu-buru berbicara setelah dipersilakan. Bediam sejenak dan melihat keseluruhan audiens. Sekitar 1-2 detik. Agar audiens bisa memusatkan perhatian
Opening
Persentasi dimulai dengan senyum dan menyapa audiens
Memperkenalkan diri
Dalam situasi yang lebih semi formal, bisa disampaikan anecdote (cerita lucu/menarik, kutipan, sastra sejarah, prestasi) untuk membuka presentasi
Sampaikan pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka bagian interaksi. Membuat siap untuk diajak berdisksi sehiangga audiens merupakan bagian dari mereka. Bisa menambahkan rethorical question misalnya "Selamat pagi semuanya. Apa kabar? Sudah sarapan kan semua?". Pertanyaan retorikal sebenarnya merupakan pertanyaan yang tidak penting dan tidak perlu dijawab namun pastikan untuk menyiapkan tanggapan atas jawaban audiens misalnya waktu ditanya sudah sarapan menjawab dengan "belummm" "aduh saya belum sarapan nih karena tadi buru-buru". Sebaiknya siapkan tanggapan atas jawaban yang tidak terduga agar tidak awkward.
Menceritakan kegunaan dari materi yang dibawakan dan penting bagi audiens
Memberikan kejutan/mengejutkan audiens. Meng-impress audiens dengan stage act atau cara berbicara pembicara
Membangun rasa penasaran audiens. "Bagaimana caranya?" "Kita akan bahas satu persatu"
Membangun kredibilitas dan tujuan baik/luhur
Mencari kesamaan supaya lebih cair. Semakin banyak kesamaan akan semakin baik. Misalnya kesamaan tempat atau situasi tertentu.
Body
Perhatikan durasi agar pas antara waktu dan materi yang dibawakan. Jangan terlalu pendek atau panjang. Durasi 5 menit biasanya ada 2 poin yang dibawakan, poin lebih dari 2 dalam waktu sekitar 5 menit atau kurang biasanya kurang deep bila dibawakan.
Format materi disesuaikan dengan tujuan misalnya to inform (info 1, info 2, info 3) to persuade (), to inspire (masukan story, naratif, deskriptif)
Format detil bisa disampaikan dengan:
Cronological
Menyampaikan dari awal sampai akhir berdasarkan urutan waktu
Spatial
Metode penyampaian yang menjabarkan arah/mengarahkan sesuatu yang
terkait suatu tempat atau lokasi tertentu. Penyampaian berdasarkan
proses misal cara membuat kue langkah satu dan seterusnya. Bisa juga seperti
menjelaskan gedung, dimulai dari lobby, resepsionis dan seterusnya.
Casual
Metode penyampaian yang menjabarkan hubungan sebab akibat
Problem - Solution
Metode penyampaia yang menjabarkan masalah dan solusi
Topical Order
Metode penyampaian yang menjabarkan subtopik tertentu yang logis dan
konsisten
Setelah disusun dengan format maupun urutan yang sesuai. Jaga ketertarikan audiens dengan contoh-contoh menarik, data statistik, membuka kesempatan bertanya/respon serta humor.
Sampaikan sesuatu atau topik percakapan dengan bercerita. Ada kedekatan dan kehangatan dihati. Presentasi sampaikan dalam bentuk cerita.
Fokus sepenuhnya pada materi yang dibawakan. Jangan sambil main gadget. Fokus pada lawan vicara. Materi disampaikan runut jelas dari awal.
Closing
Closing jangan panjang-panjang, sampaikan recap poin utama
Sampaikan simpulan dengan sentuhan emosional
Sampaikan positive note
Sampaikan ucapan terima kasih
Connectives
Pastikan antar bagian tidak jumping tanpa bridging/Connective yang baik. Connectives ada beberapa jenis seperti transition, internal previews, internal summaries dan signposts
Transition
Kata atau gabungan kata yang menghubungkan ide pada naskah yang
menunjukan hubungan. "Selanjutnya mari kita melihat....." "yuk pindah
bahasan..."
Internal Previews
Statement yang membawa audiens mengetahui poin yang akan dibahas
selanjutnya. "Setalah membahas xxx yuk kita bahas ....."
Internal Summaries
Merangkum poin sebelumnya. "Jadi tadi kita telah membahas a, b, c...."
Sign Posts
Statement yang sangat jelas menunjukan fokus pada poin utama/penting
"Hal paling penting dari pembahasan ini.... poin yang pertama.... poin
yang kedua.....". Cara ini adalah cara yang paling mudah agar membuat
audiens tau sampai mana pembahasan yang disampaikan.
d. Komunikatif
Saat berbicara di depan umum, harus disadari kalau "it's not about us, it's about audience". Audiens lah yang harusnya mendapat manfaat dari apa yang kita sampaikan. Audiens lah yang harus dipuaskan. Oleh karena itu kita harus memperlakukan audiens sebagai pihak yang sangat penting saat pemaparan berlangsung. Salah satunya adalah dengan berkomunikasi dengan audiens sehingga mereka semakin "diakui keberadaanya". Bukan hanya ngomong terus menerus tanpa memperhatikan audiens. Sesekali berikan pertanyaan basa-basi, tanyakan pendapat mereka, dan bila perlu sisipkan humor-humor disela-sela penyampaian materi. Perhatikan juga kondisi audiens, apakah masih fokus, mendengarkan atau mulai ngantuk tidak mendengarkan .
(2) Vokal
Dalam teknik vokal public speaking, dikenal istilah volume, pacing, artikulasi, intonasi, aksentuasi.
a. Volume
Volume harus diperhatikan dengan baik. Harus pas. Tidak terlalu kecil sehingga sulit didengar dan tidak terlalu besar sehingga membuat telinga sakit. Volume yang pas dan dilakukan dengan semangat Bila menggunakan microphone bisa melakukan tes mic terbelih dahulu.
b. Pacing
Pacing atau tempo merupakan kecepatan public speaker dalam menyampaikan materi. Bila audiens lebih muda, penyampaian materi dengan tempo yang sedikit cepat. Bila audiens lebih tua, penyampaian materi dengan tempo yang lebih lambat. Bila materi lebih mudah bisa disampaikan dengan cepat dan bila materi lebih susah dapat disampaikan lebih lambat. Namun apabila pemula atau masih "test the water" audiens, tempo sedang menjadi pilihan terbaik.
c. Artikulasi
Bila volume sudah ok, pacing sudah ok namun pengucapan atau artikulasi tidak jelas. Pesan yang disampaikan pun tidak dapat tersampaikan secara maksimal. Semua suku kata harus terdengar dengan jelas. Oleh karena itu, pengucapan "A, I, U, E, O" harus dilafalkan dengan jelas dan setiap kata diucapkan sesuai kaidah. Sedikit tips yang dapat dilakukan untuk melatih artikulasi adalah dengan melakukan senam mulut.
d. Intonasi
Panyampaian yang disampaikan dengan datar-datar saja tentu akan membuat susasana dan penyampaian menjadi membosankan. Untuk itulah artikulasi yang baik dapat mengalirkan suasana sehingga penyampaian materi menjadi lebih menarik. Intonasi merupakan tinggi rendahnya nada. Dengan memainkan intonasi niscaya penyampaian pesan akan semakin menarik.
e. Aksentuasi dan Jeda
Sesekali penekanan, sesekali jeda sangat diperlukan sehingga bisa menarik perhatian audiens. Pada kata-kata tertentu penekanan diperlukan seperti pada penyebutan nama presenter, nama brand, manfaat, kekurangan dan kelebihan suatu produk.
(3) Visual
Menurut survei dan penelitian yang dilakukan visual berpengaruh lebih dari 50% dari total presentasi. Untuk itu visual sangat penting bagi public spaker. Baik itu penampilan public speaker maupun tampilan slide/paparan yg dipaparkan.
a. Penampilan
Perhatikan ukuran baju harus pas, warna bila maupun jenis pakaian terutama bila ada dresscode tertentu. Pembicara harus berpakaian rapi dan sesuai dengan situasi agar tampil lebih meyakinkan.
b. Ekspresi
Agar tidak membosankan dan lebih menarik. Ekspresi mimik muka bisa menjadi salah satu alat yang dapat digunakan public speaker. Ekspresi juga menunjukan energi dan semangat seorang public speaker saat menyampaikan materi.
c. Kontak mata
Selain mimik wajah kontak mata juga perlu kita tunjukan. Jangan melihat kebawah, atas, atau samping. Bila audiens ada banyak, bagi kontak mata ke beberapa sudut sehingga audiens merasa diperhatikan. Apabila tidak nyaman menatap langsung kemata bisa melihat menggunakan teknik segitiga kontak mata. Bisa kebawah, bisa keatas. Bisa lihat alis, bawah mata atau bahkan hidungnya. BIla jaraknya jauh bisa lihat ke hidung atau alis. Namun apabila jaraknya dekat memang sebaiknya harus kontak mata secara langsung. Kontak mata yang efektif adalah 1/3 dari total waktu bicara misalnya waktu berbicara sebanyak 30 menit, 10 menit diantaranya lakukan kontak mata. Selain itu diperlukan kedipan mata sesekali. Bila tidak ada kedipan mata maka terlihat bengong dan tidak memperhatikan.
d. Senyum yang tulus
Senyum yang tulus sangat penting agar menciptakan atmosfer yang baik antara pembicara dengan audiens. Senyum yang tulus biasanya dikenali dari mata yang sedikit mengecil dan ada kerutan sedikit di ujung mata dan bibir. Senyum bisa dilakukan dengan senyum yang simpel dan senyum yang terbuka lebar.
e. Gesture
Apakah gesture atau gerak tubuh itu penting? tentu penting. Gerak tubuh dapat dimanfaatkan agar lebih menarik dan bahkan bisa menjadi alat yang digunakan untuk memperjelas suatu pesan. Yang perlu dihindari adalah gerak tubuh yang awkward dan tidak natural baik disadari maupun tidak seperti maju mundur, gerakan goyang-goyang seperti kapal oleng, memengang rambut, kerah atau kacamata terus-terusan, meremas tangan, memainkan jari-jari dan sebagainya. Biasanya gerakan itu muncul karena grogi saat di panggung dan tentu saja gerakan itu akan men-distract audiens. Gesture yang baik adalah gesture yang dalam kendali atau kontrol. Berikut gerak tubuh yang bisa menjadi pedoman gerak tubuh saat melakukan public speaking.
i. Kepala
Gerakan kepala yg tepat akan membuat pembicara lebih yakin dalam bicara. Gerakan kepala dapat disesuaikan dengan kata yang keluar misalnya dengan gerakan kepala kekanan, kekiri, anggukan, atau gelengan kepala. Gerakan yang sesuai akan membuat audiens menjadi lebih nyaman. Anggukan kepala yang baik dan benar adalah anggukan yang perlahan (tidak terburu-buru) dari atas ke kanan.
ii. Badan
Posisi badan tegak namun tetap rileks.
iii. Perut/Pusar
Teori pusar dalam public speaking mengatakan, arahkan bagian badan (perut/pusar) ke orang yang sedang diajak bicara atau orang yang paling penting diantara audiens. Pada saat mengarahkan pusar ke audiens yang paling penting bukan berarti yang lainnya tidak mendapat perhatian. Eye contact tetap harus dilakukan kepada sisi-sisi audiens yang lain meskipun perut tetap mengarah pada audiens yang paling penting tersebut.
iv. Tangan
Tangan merupakan unsur yang paling penting karena penggunaan tangan dapat membuat pembicara terlihat lebih santai sekaligus memberi penegasan. Gerakan tangan sesuai kata-kata yang disebutkan.
v. Kaki
Bila berada di kelas atau panggung ada baiknya ada gerakan kaki. Bergerak ke kanan, kekiri, kedepan atau kebelakang. Tujuannya agar audiens merasakan kedinamisan. Untuk wanita kaki boleh rapat namun untuk pria kaki harus terbuka kurang lebih selebar bahu.
(4) Percaya Diri dan Mindset
Percaya Diri
Percaya diri merupakan keyakinan atas kemampuan diri sendiri. Percaya diri adalah akar dan pondasi dasar dari public speaking yang membuat teknik dasar lainnya (vokal, ekspresi dan komunikatif) bisa berjalan dengan baik. Saat menyampaikan paparan misalnya, presenter harus yakin dengan dirinya. Perasaan seperti minder atau merasa tidak pantas harus dihilangkan. Presenter harus meyakinkan dirinya bahwa setiap manusia memiliki keunikan masing-masing dan pantas untuk berbicara di depan audiens. Percaya diri adalah hal yang krusial bahkan apabila persiapan dirasa masih belum 100% (tentu saja persiapan harus dilakukan sebaik mungkin). Bila diri kita sendiri belum yakin, bagaimana kita bisa meyakinkan orang lain?
Percaya diri ini bisa ditingkatkan dengan banyaknya latihan dan jam terbang. Latihan atau simulasi akan membuat kita tau kesalahan kita dimana sehingga bisa segera diperbaiki. Jam terbang tentu sangat berpengaruh. Simulasi memang penting namun situasi sebenarnya akan membuat kita lebih tau feel-nya, adrenalin yang naik saat mau naik panggung, grogi saat dipanggung, dan tatapan dari audiens.
Semakin kita percaya diri, semakin kita rileks saat berbicara di depan umum. Sedikit gugup atau grogi itu wajar. Demam panggung itu wajar. Kita harus berdamai dengan perasaan tersebut karena public speaker yang sudah berpengalaman pun tetap rasa gugup meskipun kecil. Sedikit tips yang bisa dilakukan adalah:
Bereskan dulu semua keperluan sebelum paparan/tampil di panggung (misalnya: ke toilet dulu dll)
Tarik nafas dalam-dalam dan lepaskan pelan-pelan. Hal ini dilakukan untuk menetralisir jantung yang berdegup kencang.
Berdoalah terlebih dahulu
Mindset
Terkadang pada saat pemaparan atau saat persiapan muncul pikiran-pikiran negatif seperti, "materi ini terlalu sulit, mereka pasti gak nangkep", "nanti kalo banyak yg nanya gimana ya?", "nanti mereka bakal ngebantai gue nih pas sesi tanya jawab", "nanti kalo saya salah ngomong gimana ya, mereka nanti pasti bakal njelek-njelekin gue", "mereka nanti pasti kecewa sama gue" dan lain sebagainya. Jangan biarkan midset tersebut meracuni kita. Tanamkan dalam benak kita bahwa audiens akan mendapat manfaat dari apa yang kita sampaikan, audiens akan ramah, audiens bukanlah predator yang siap menerkam tapi merupakan teman atau sahabat kita. Dengan mindset yang baik, kita akan lebih siap dalam menyampaikan pesan ke audiens.
Sources:
Maya Rahma. 2019. Teknik Dasar Public Speaking https://www.youtube.com/watch?v=47ZCSPmzskw diakses tanggal 29 Juni 2021.
Maya Rahma. 2021. Menyusun Naskah Public Speaking (Opening-Body-Closing). https://www.youtube.com/watch?v=SA724DkvRu8 diakses 30 Juni 2021
Dedi Setiawan L&D. 2020. Public Speaking | Teknik Berbicara Di Depan Umum https://www.youtube.com/watch?v=TKHOjtgTRZ8 diakses tanggal 28 Juni 2021.
Presenta Edu. 2020. 8 Cara Public Speaking yang Baik (Belajar Bicara untuk Pemula) Agar Tidak Grogi. https://www.youtube.com/watch?v=CIPfDFGooXY diakses tanggal 28 Juni 2021.
Hai Irene. 2019. Cara Meningkatkan Kemampuan Public Speaking (Tanpa Kursus) https://www.youtube.com/watch?v=pYp-tkjI_t0 diakses tanggal 28 Juni 2021.
Sahabat Keluarga. 2019. Materi Public Speaking: 3. Bicara Hebat #BCFDikkelDaring. https://www.youtube.com/watch?v=A6oOjrxkqH4 diakses 30 Juni 2021
Sahabat Keluarga. 2019. Materi Public Speaking: 5. Bahasa Tubuh Dasar #BCFDikkelDaring https://www.youtube.com/watch?v=b_ZeKWthRiQ diakses 30 Juni 2021
Sahabat Keluarga. 2019. Materi Public Speaking: 6. Tehnik Presentasi #BCFDikkelDaring. https://www.youtube.com/watch?v=pTaEtjTe53I diakses 30 Juni 2021
Sahabat Keluarga. 2019. Materi Public Speaking: 7 Penampilan Yang Meyakinkan #BCFDikkelDaring https://www.youtube.com/watch?v=lsV4inRC--o diakses 30 Juni 2021
Σχόλια